Dalam proses kehidupan manusia terdapat berbagai siklus kehidupan yang harus dilewati oleh seorang individu untuk menjadikannya sebagai pribadi yang lebih dewasa dan matang. Siklus hidup tersebut memang rentan mengalami krisis sepanjang hidupnya. Kondisi krisis dapat terjadi karena adanya perubahan terhadap aspek tertentu dari satu fase kehidupan ke fase kehidupan lainnya yang membutuhkan penyesuaian. Setiap fase kehidupan memiliki tantangannya masing-masing, tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Namun, tidak semua individu mampu berhasil melakukan penyesuaian tersebut.

Dalam hidup setiap orang, mungkin saja ia akan berhadapan dengan fenomena krisis seperempat abad atau lebih dikenal dengan quarter life crisis. Fenomena quarter life crisis seringkali dialami oleh individu pada rentang usia 20 dan 30-an yang menghadapi tantangan “menjadi dewasa”. Biasanya krisis ini dipicu oleh berbagai macam kekhawatiran yang muncul dalam hidup.

Apa Quarter Life Crisis itu?
Quarter Life Crisis adalah istilah populer untuk fase krisis perkembangan yang terjadi selama masa dewasa awal. Krisis perkembangan yang dimaksud ialah sebuah periode dalam hidup yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Aspek ketidakpastian ini bisa meliputi apapun terkait tujuan hidup. Mulai dari pekerjaan, hubungan asmara, hingga kondisi finansial. Umumnya, pada periode krisis seperempat abad ini, individu mulai melihat banyak perubahan dalam kehidupannya.

            Kondisi tersebut merupakan suatu hal yang wajar terjadi pada individu yang menginjak usia 20 sampai 30-an tahun. Banyak faktor yang dapat menyebabkan individu merasa berada dalam fase quarter life crisis. Sebagai contoh adalah krisis yang terjadi karena faktor pekerjaan yang mana individu sedang mencari pekerjaan atau membangun karir. Permasalahan relasi sosial, seperti asmara dan pertemanan, atau bahkan seseorang sedang memulai hidup mandiri untuk pertama kali, dan masih banyak faktor lainnya. Hal ini kembali lagi kepada masing-masing individu.

            Setiap individu akan merasa berada dalam fase quarter life crisis di rentang usia yang berbeda-beda. Mungkin saja pada saat usia 20an, hidupnya diwarnai dengan perjuangan merintis karir dan pencarian jati diri. Sementara pada usia 30an umumnya menjadi usia di mana keadaan finansial sudah mulai stabil dan pengenalan akan diri sendiri telah sempurna. Maka, bagi sebagian orang usia 30an disebut sebagai usia terbaik dalam hidup. Namun tak bisa dipungkiri juga bahwa di usia 30 tahun, seorang individu akan menemukan masa krisis eksistensial dan ketidakpuasan pada diri maupun karier.

Permasalahan di fase Quarter Life Crisis
Masalah – masalah yang terjadi pada fase quarter life crisis membuat individu merasa stres dan ragu akan masa transisi dalam kehidupannya. Berikut adalah beberapa permasalahan yang mungkin saja muncul dalam fase quarter life crisis :

Umumnya individu merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan dalam hidup dan juga merasa kesulitan menentukan keinginannya baik dalam konteks kehidupan pribadi maupun profesional.

Merasa ragu dengan segala hal yang akan dilakukan dalam kehidupannya

Kehilangan keinginan untuk melakukan suatu hal. Kelelahan juga dirasakan secara fisik, mental dan emosional.

Merasakan ketegangan antara memilih kehidupan remaja yang bebas atau kehidupan dewasa yang lebih teratur.

Mulai membandingkan diri dengan teman-teman atau orang-orang di lingkungan sekitar baik dari segi karir, hubungan asmara, maupun finansial
Kamu sedang mengalami quarter life crisis dalam hidupmu? Segera download aplikasi d’ Fun Station di smartphonemu sekarang juga dan konsultasikan langsung masalahmu pada ahlinya!

Referensi :
O'Connor, Christine Greer. 5 Signs You’re Having A Quarter life Crisis. Quarterlifecenter [online]
https://quarterlifecenter.com/5-signs-youre-quarterlife-crisis/
___. Understanding The Quarter-life Crisis. Bradly Univesity [online]
https://onlinedegrees.bradley.edu/blog/understanding-the-quarter-life-crisis/
Agarwal, S., Guntuku, S. C., Robinson, O. C., Dunn, A., & Ungar, L. H. (2020). Examining the Phenomenon of Quarter-Life Crisis Through Artificial Intelligence and the Language of Twitter. Frontiers in psychology, 11, 341.