BLOG
DAN
ARTIKEL

Guru dan Siswa, LDR di Tengah Pandemi?
image : Illustration by google
Guru dan Siswa, LDR di Tengah Pandemi?
Oleh Jessica Adella | Senin, 06 Juli 2020 14:41 WIB | 1.316 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Siapapun tidak akan pernah menyangka kalau keadaan akan menjadi seperti ini akibat si kecil Covid – 19. Awalnya mungkin kita semua berpikir bahwa hal ini tidak akan mungkin sampai terjadi di Indonesia. Tapi inilah kenyataan yang harus dihadapi kita semua sekarang. Siap? Tidak akan pernah ada kata siap. Berserah? Tidak mungkin karena hidup harus tetap dijalani ke depannya.

Banyak aspek kehidupan terkena dampaknya baik itu perekenomian, pariwisata, maupun medis/kesehatan. Dunia pendidikan pun tak luput dari kondisi yang serba sulit ini. Tak pernah terbayangkan sama sekali bahwa pendidikan pun terkena imbasnya. Anak-anak dipaksa belajar di rumah dan orang tua seolah-olah menjadi guru bagi mereka.  Saat kita telah memasuki sebuah zona nyaman dan tiba-tiba dipaksa harus beradaptasi dengan sistem baru tentu bukanlah hal yang mudah.

Orang tua saja tidak nyaman apalagi anak-anak. Mereka adalah mahluk polos yang belum paham dengan apa yang sedang terjadi . Dari mulanya mereka bisa bercengkrama ria dengan guru dan teman-teman di sekolah , bebas bermain di arena permainan , boleh bersalaman dengan siapapun tanpa peduli mereka sedang berada di mana, dan pastinya dulu mereka tidak perlu repot menggunakan masker. Namun sekarang ? Semua telah berubah sejak si kecil Covid – 19 menyerang.

Banyak kendala yang kita hadapi dalam dunia pendidikan di era “new normal” ini. Guru dan orang tua harus membangun kerjasama yang sinergis agar menciptakan suasana yang nyaman bagi anak. Memang ada jarak yang tak dapat dipungkiri, namun semua kembali lagi pada prinsip bahwa buah hati kita adalah pribadi yang lebih membutuhkan afeksi dan kehadiran sesama di sekeliling mereka.

Oleh karena itu, anak jauh lebih membutuhkan interaksi daripada sekedar diberikan instruksi. Hal ini bisa disiasati dengan menggunakan video call serta  membuat video pembelajaran kreatif yang menarik dan interaktif agar anak tidak merasa jenuh selama di rumah.

Bagaimana misalkan ada guru yang masih belum terbiasa atau gaptek ? Ada sebuah pernyataan seperti ini : guru memang tidak akan bisa digantikan oleh teknologi, tapi guru yang tidak mau belajar akan tergantikan oleh teknologi. Mungkin sekilas nampak seperti satire namun tanpa disadari ataupun tidak seiring perkembangan zaman, siapapun dari kita (bukan hanya profesi guru) harus membiasakan diri dan belajar untuk memakai serta memanfaatkan teknologi yang ada semaksimal mungkin.
 
Teknologi diciptakan untuk memudahkan khalayak manusia. Jadi sudah tentu kita harus menggunakannya dengan sebijak mungkin. Untuk anak-anak yang sudah terbiasa bermain game gadget atau streaming youtube harusnya tidak merasa asing saat mereka diperkenalkan dengan sistem yang berjalan sekarang. Tapi kembali lagi ke dalam sebuah perenungan bahwa pendampingan orang tua dan pembiasaan di rumah jangan sampai ditinggalkan. Banyak aspek dalam pendidikan anak yang tetap harus diajarkan seperti nilai moral agama, kognitif, motorik dan beberapa hal lainnya yang tidak bisa dipelajari hanya dengan cara  menonton. Peran orang tua saat memotivasi anak untuk mempraktekannya dalam kegiatan sehari-hari sangatlah penting. Hal – hal yang sederhana yang dapat dilakukan misalnya berdoa bersama, menanam tanaman di halaman, membuat kreasi dari barang bekas, dan masih banyak kegiatan lainnya. Idenya dari mana?  Parents bisa berkomunikasi dengan guru atau mencari contoh kegiatan di internet. Pada akhirnya balik lagi ke teknologi bukan?

Akhir kata, walaupun keadaan sekarang ini kita akui sulit tapi pasti masih ada hal yang bisa kita syukuri. Tentu selain berharap agar pandemi ini bisa segera berakhir, kita juga tetap harus berdoa agar relasi kita dalam keluarga yang dulu hambar sekarang bisa menjadi lebih harmonis dan lebih saling mengenal satu sama lain. Justru saat inilah bisa menjadi titik balik yang mampu membuktikan bahwa sebuah hubungan tidak terbatas jarak karena masih ada jalan walau fisik tak bertemu nyata. Jadi tetap semangat!

Profil Penulis :
Jessica Adella
merupakan guru mandarin dan mengajar di salah satu taman kanak-kanak swasta di Bandung. Penulis menyukai warna monokrom dan biru. Memiliki ketertarikan dalam dunia akting serta hobi menulis artikel, puisi, maupun karya fiksi lainnya.

 
Tags
#pendidikan #tumbuh kembang anak #semangat belajar
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
50.043 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
35.391 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
28.190 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
21.470 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
14.906 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
14.276 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
13.799 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
13.241 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
12.846 Views

Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
12.360 Views