Set realistic goals (Buat target yang realistis)
Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari setiap aktivitas yang Anda lakukan setiap harinya. Buatlah prioritas dan rencana yang fleksibel dengan keadaan. Sebagai contoh, Anda memiliki pekerjaan utama, bergabung dalam organisasi, serta mengurus rumah tangga. Dalam keadaan multiperan tersebut, Anda bisa menentukan dulu tujuan dari setiap tugas serta mana yang harus didahulukan, atau mungkin jika tiba-tiba ternyata ada hal yang mendadak bisa diletakkan dimana. Jika semua terasa penting, tetap susun prioritas dan letakkan hal mendadak di hari berikutnya. Jika tidak memungkinkan, jangan segan untuk menolak. Jangan hanya terlalu fokus pada setiap kesempatan bagus untuk mengembangkan diri.
Melakukan sesuatu dengan efektif dan efisien, bukan banyak dan berat
Bekerja cerdas (bukan bekerja keras) bisa membantu Anda bekerja secara optimal sebelum beralih ke tugas selanjutnya sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bekerja cerdas itu biasanya berbicara tentang bagaimana bekerja secara efektif dan efisien. Bekerja keras lebih berbicara tentang bagaimana cara supaya kita sibuk. Terkadang dalam bekerja, banyak orang tidak mempertimbangkan kebutuhan serta sumber daya yang dimiliki bahkan mungkin waktu untuk mengumpulkan sumber daya terlebih dahulu. Perlu diiingat bahwa manusia bukanlah robot. Perencanaan yang dibuat perlu memasukkan waktu istirahat serta mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki sehingga pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Set boundaries
Menerapkan ‘aturan’ pada diri kita sendiri itu perlu, seperti belajar cukup 1-2 jam dalam sehari, tidak memainkan handphone di meja makan, dan lain-lain.
Taking breaks or having rest days are a part of self-care and self-love.
Mengambil jeda waktu untuk beristirahat itu berguna untuk memberikan apresiasi terhadap diri kita. Hal ini juga bisa meningkatkan mood serta menambah energi agar lebih optimal dalam bekerja. Kita wajib untuk tahu bahwa hari ini telah melakukan apa atau apakah diri kita sudah cukup lelah. Tidak ada salahnya untuk memperhatikan kondisi diri kita saat menjalankan pekerjaan.
You should not feel guilty for taking care of your well-being
Bersyukur dengan semua hal yang sudah Anda lakukan. Setiap orang memiliki proses dan waktunya masing-masing dalam mencapai suatu hal.
Practice mindfulness
Anda perlu meningkatkan ketenangan dan fokus pada diri terhadap apa yang Anda miliki secara utuh (here now). Lihat berbagai kebutuhan dalam diri Anda baik itu kebutuhan fisiologi, relasi dengan orang, serta penghasilan yang diperoleh. Mindfullness dapat membuat sudut pandang Anda terbuka dengan melihat dulu diri Anda, sekeliling Anda, apa yang Anda punya, serta tujuan Anda sehingga Anda jadi lebih bisa fokus dalam menyusun rencana yang lebih praktis. Anda juga bisa mencoba meditasi atau mendengarkan lagu rileks dalam waktu sekitar 30 - 60 menit.
Nah sekarang, kita jadi sama-sama tahu kan bahwa ternyata toxic productivity itu bisa diatasi. Tidak ada salahnya bagi diri Anda untuk mencoba melakukan beberapa cara di atas jika Anda merasa mengalami toxic productivity. Anda juga bisa langsung konsultasikan masalah ini dengan ahlinya tanpa harus keluar rumah lho! Cukup download aplikasi d’Fun Station di smartphone Anda dan para profesional di sana siap membantu Anda.
Keinginan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita dengan melakukan sesuatu yang produktif adalah hal yang wajar. Namun, setiap orang memiliki batasan. Jangan sampai apa yang kita harapkan berdampak baik, malah berefek sebaliknya bagi diri kita.
Referensi
Artikel “What Is Toxic Productivity (and How Do I Avoid It)?” ditulis oleh Dr. Therese Mascardo (psikolog) pada 14 April 2020
Dr. Julie Smith (psikolog). BBC. “What Is Toxic Productivity?”.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.