Seringkali manusia tidak menyadari bahwa setiap harinya kita dihadapkan oleh berbagai macam hal yang menjadi pemicu stres. Dimulai dari stress pekerjaan domestik (pekerjaan rumah tangga) atau pekerjaan di kantor, stres akibat masalah keuangan, stres menghadapi kemacetan di jalan, stres pertengkaran dengan pasangan atau keluarga, dan masih banyak hal lainnya. Stres yang menumpuk atau terus menerus terjadi bisa berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya menyebabkan gangguan psikosomatis.
Apa itu Psikosomatis?
Secara etimologi, psikosomatis berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu psyche (pikiran) dan soma (tubuh). Jadi, psikosomatis adalah kondisi psikologis yang melibatkan terjadinya gejala fisik dan biasanya tidak memiliki penjelasan medis. Orang dengan kondisi ini biasanya memiliki pikiran, perasaan, atau kekhawatiran yang berlebihan tentang gejalanya hingga mempengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi dengan baik.
Orang dengan gangguan psikosomatis biasanya tidak melaporkan gejala tekanan psikis yang terang-terangan. Sebaliknya, mereka percaya bahwa masalah mereka disebabkan oleh kondisi medis. Mereka cenderung sering mengunjungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan tes dan perawatan, namun seringkali tidak menerima diagnosis, dan justru hal inilah yang dapat menyebabkan frustrasi dan kesusahan.
Gangguan psikosomatis sering terjadi pada sekitar 5% hingga 7% dari populasi umum. Untuk alasan yang tidak dipahami, wanita memiliki rasa sakit somatik sekitar 10 kali lebih sering dibandingkan pria. Wanita secara biologis sering mengalami gejala seperti kelelahan (meskipun cukup tidur) dan lekas marah, serta tanda-tanda seperti perut kembung dan perubahan menstruasi. Tanda dan gejala stres pada pria yang lebih mungkin terjadi termasuk nyeri dada, peningkatan tekanan darah, dan perubahan gairah seks. Sedangkan anak-anak sering mengalami stres secara fisik karena mereka belum mengembangkan bahasa untuk mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan. Misalnya, seorang anak yang mengalami kesulitan di sekolah mungkin sering merasakan sakit perut atau sakit kepala.
Seseorang dengan psikosomatik bisa mengalami gejala yang bervasiasi, umumnya yaitu :
Bagaimana Mencegah Gangguan Psikosomatis?
Strategi untuk mengurangi dan mengelola stres dapat membantu Anda mencegah atau mengurangi gejala somatik. Beberapa strategi yang dimaksud meliputi:
Perlu diingat bahwa setiap orang mampu untuk menangani stres dengan caranya sendiri. Dua orang dalam situasi stres yang sama dapat bereaksi dengan cara yang sangat berbeda. Setelah Anda memahami cara unik dari stress yang mempengaruhi Anda baik secara emosional maupun fisik, Anda dapat mengembangkan cara yang sehat dan efektif untuk mengelolanya.
Jika Anda merasa sedang mengalami stres yang tidak tertahankan, Anda bisa segera menghubungi ahli yang siap membantu Anda untuk mengatasinya. Salah satu caranya, Anda bisa download aplikasi d’Fun Station di smartphone Anda dan berkonsultasi langsung dengan tenaga profesional yang tersedia.
konsultasi Onsite
Telepon : 0859-5600-0087
Ruko Istana Pasteur Regency Blok CRA 51 Pasteur, Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40175