Selama masa kanak-kanak, beberapa orang memiliki hubungan yang jauh dengan ayahnya atau bahkan tidak ada hubungan sama sekali. Bukan hanya ibu, tugas pengasuhan juga wajib dijalankan oleh ayah. Hal ini berdampak pada pola pengasuhan anak yang biasanya dibebankan kepada ibu. Sementara peran ayah diasosiasikan sebagai pencari nafkah saja, sehingga ketidakhadirannya dalam mengasuh anak sering dianggap biasa saja. Padahal kehadiran ayah sama pentingnya dengan kehadiran ibu dalam tumbuh kembang fisik, emosional, dan sosial anak.
Mengenal Daddy Issues
Daddy Issues ini bukanlah suatu gangguan psikologis dan bisa terjadi pada perempuan maupun laki-laki. Menurut Bre Haizlip, LPC, istilah 'Daddy Issues’ ini digunakan untuk merujuk pada masalah psikologis yang mungkin dialami seseorang sebagai akibat dari hubungan yang tidak ada, kasar, atau bermasalah dengan ayah atau sosok ayah mereka. Istilah ‘Daddy Issues’ juga menggambarkan berbagai perilaku dan sikap, seperti mencari pria yang lebih tua untuk hubungan romantis, kesulitan mempercayai pria, rendah diri, dan berbagai masalah emosional dan psikologis lainnya.
Penyebab Daddy Issues
1. Ikatan dekat yang tidak sehat dengan ayah.
Meskipun dekat dengan sosok ayah itu indah, dalam beberapa kasus, ikatan ini dapat melewati batas dari sehat dan suportif menjadi tidak sehat dan merusak. Saat tumbuh dewasa, sang ayah tertarik atau memperlakukan anak lebih seperti teman kencan atau pasangan romantis. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi sasaran pelecehan psikologis, emosional, dan seksual.
2. Ketidakhadiran sosok ayah .
Ayah yang jauh secara fisik mungkin juga jauh secara emosional. Seorang ayah yang tidak tersedia secara emosional juga meninggalkan luka besar. Untuk mengisi kekosongan itu, seseorang mungkin terus membutuhkan perhatian dan validasi dari pria yang lebih tua untuk mengisi peran ayah. Mereka mungkin mencari persetujuan, nasihat, atau teman laki-laki yang lebih tua ini untuk mengkompensasi kurangnya kedekatan fisik dan emosional yang mereka dambakan sebagai seorang anak.
3. Pelecehan seksual.
Anak-anak yang dilecehkan sering menyalahkan diri mereka sendiri atas apa yang terjadi. Trauma masa kecil, pengabaian, dan pelecehan seksual dapat menyebabkan mereka merasa malu. Ini juga meningkatkan risiko depresi dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Cara Mengatasinya
Menulis jurnal mengenai pengalaman masa kecil kamu dengan ayah serta terapi psikologis dapat menjadi pilihan untuk membantumu mengungkap dan memproses trauma bertahun-tahun yang lalu. Selain itu, terapi bicara ini juga dapat membantumu memproses ingatan sulit tentang masa kecil. Jadi, jangan ragu lagi untuk mencoba dan mencari bantuan psikolog. Kesehatan psikologismu menjadi hal yang harus diprioritaskan.
Kalau kamu tertarik dengan isu tentang ketidakhadiran sosok ayah ini, kamu bisa juga loh mengikuti webinar gratis bersertifikat “Fenomena Fatherless Country: Menilik Peran Sentral Ayah dalam Keluarga”. Kapan lagi kamu bisa dapat insight baru dari profesional secara cuma-cuma kan?. Daftar segera disini, jangan sampai ketinggalan! https://linktr.ee/dfunstation
Referensi: