Artikel
 
Semua ArtikelPerkembangan AnakDunia RemajaKehidupan DewasaKeluargaKesehatanPengetahuan UmumKesehatan Mental

Kenali Akibat dan Cara Pengendalian Perilaku Self Injury/Suicide
illustrasi
Kenali Akibat dan Cara Pengendalian Perilaku Self Injury/Suicide

Perilaku self injury maupun bunuh diri tentu akan memiliki akibat tersendiri yang bisa berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan. Jika self injury memiliki akibat yang lebih dominan pada diri sendiri, bunuh diri ternyata memiliki dampak yang lebih luas lagi yaitu bagi diri sendiri maupun orang lain bahkan lingkungan sekitar.

Berikut beberapa akibat yang terjadi saat menyakiti diri sendiri :

  • Kondisi fisik akan mengalami beberapa hal seperti lebam, luka, cedera, sayatan pada tubuh yang mungkin sulit atau lama sembuh
  • Terjadi infeksi pada bagian tubuh 
  • Membuat cedera pada bagian otot atau jaringan pembuluh darah, bahkan bisa menyebabkan kerusakan pada organ tertentu
  • Merasa mati rasa pada bagian tubuh tertentu
  • Merasakan emosi-emosi negatif seperti rasa bersalah, malu, harga diri yang rendah
  • Mengganggu fungsi dalam kehidupan sehari-hari, mulai fungsi akademik, sosial, dan lain sebagainya
  • Menimbulkan keinginan untuk bunuh diri

Beberapa akibat yang terjadi saat terjadi perilaku bunuh diri, yaitu :

  • Mencemarkan nama baik diri sendiri, keluarga, teman, dan sebagainya
  • Menimbulkan trauma bagi orang terdekat
  • Menimbulkan stigma masyarakat yang negatif, baik penilaian terhadap keluarga yang ditinggalkan, rekan, dan sejenisnya
  • Menurunkan nilai jual tertentu, misal terkait aset pribadi dan lainnya karena kepemilikan berkaitan dengan riwayat orang yang bunuh diri
  • Menimbulkan pemahaman yang keliru tentang cara penyelesaian masalah bagi orang lain
  • Menimbulkan masalah lainnya dalam berbagai aspek kehidupan.

Bagaimana cara membantu diri sendiri ketika muncul keinginan untuk suicide/self injury?

  • Ketika tiba-tiba terbersit pikiran yang mengarah pada perilaku untuk menyakiti diri/bunuh diri, coba lakukan hal berikut :
  • Ambil jeda 3 - 5 menit ketika muncul pikiran tersebut dan berhenti melakukan apapun.
  • Sadari bahwa ada masalah yang perlu dihadapi. Coba kenali pemicunya dan pahami apa yang sedang ada dalam pikiran Anda saat itu.
  • Sadari bahwa masalah tersebut sebenarnya dapat diselesaikan.
  • Alihkan diri pada kegiatan lain yang menyenangkan untuk dijalani saat itu, termasuk melatih nafas terlebih dahulu dan lakukan relaksasi pernafasan
  • Salurkan emosi negatif yang dimiliki secara lebih efektif, misalnya ketika Anda sedang marah, Anda bisa berteriak, menyobek tisu, mencoret-coret kertas, memukul bantal atau ketika sedih, Anda bisa menangis, mendengarkan musik, menenangkan diri dengan berjalan-jalan, melakukan me time, mencari teman curhat, dan lain sebagainya
  • Menyingkirkan benda-benda potensial yang bisa digunakan untuk menyakiti diri/bunuh diri, seperti jarum, gunting, silet, pisau, cutter, dan sebagainya
  • Memegang es batu
  • Membuat jurnal untuk menuangkan berbagai pikiran dan perasaan yang dimiliki saat itu
  • Mencari teman bicara atau berkumpul dengan orang lain atau komunitas tertentu agar memiliki kegiatan bersama orang lain (tidak sendiri)
  • Menghindari minuman beralkohol, rokok, dan zat lainnya
  • Meningkatkan pola hidup sehat, makan asupan makanan yang bergizi, serta olahraga secara teratur
  • Membuat rencana hidup dengan menetapkan tujuan, lalu membuat daftar kegiatan atau tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
  • Menghubungi profesional ketika membutuhkan bantuan dan second opinion.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pikiran yang mengarah pada keinginan self injury atau suicide memang sulit untuk diatasi. Jika di benak Anda mulai muncul keinginan tersebut, jangan ragu untuk segera menghubungi profesional untuk mengatasinya. Salah satunya, Anda bisa langsung download aplikasi d’Fun Station di smartphone Anda dan para profesional yang ada di sana akan siap sedia untuk membantu Anda mengatasi masalah ini.

Sumber: 
Nolen, Susan & Hoeksema. (2013). Abnormal Psychology 6th Edition. USA: Mc Graw Hill Education.
Kring, A.M. & Johnson, S. L. (2012). Abnormal Psychology (12th Ed.). U.S.A: John Wiley & Sons, Inc.





konsultasi Onsite

Telepon : 0859-5600-0087
Ruko Istana Pasteur Regency Blok CRA 51 Pasteur, Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40175


Berikan Komentar Via Facebook

Kesehatan Mental Lainnya
3 Kata Ajaib

3 Kata Ajaib
Kamis, 07 Maret 2019 10:52 WIB
Tahukah Mam's, Ada 3 kata ajaib yang harus dipahami anak sejak usia dini. Apa saja?
Perosotan, Ayunan, Mandi Bola, Stepping, dan Balok Keseimbangan Ada Manfaatnya Lho!

Perosotan, Ayunan, Mandi Bola, Stepping, dan Balok Keseimbangan Ada Manfaatnya Lho!
Selasa, 16 April 2019 12:21 WIB
Mainan yang cocok bagi balita seperti perosotan, ayunan, mandi bola, dan balok keseimbangan ternyata ada manfaatnya lho! Yuk intip satu-satu
Haruskah Anak Dipaksa Belajar ?

Haruskah Anak Dipaksa Belajar ?
Senin, 12 Agustus 2019 03:14 WIB
Pada dasarnya belajar proses yang dilakukan dengan kesadaran untuk mendapatkan pengetahuan baru
Manusia dan 5 Kebutuhan Dasarnya

illustrasi

Manusia dan 5 Kebutuhan Dasarnya
Sabtu, 04 Februari 2023 09:07 WIB
Setiap manusia terlahir dengan kebutuhan untuk menjadi apa yang mereka inginkan dan untuk melakukan aktualisasi diri