BLOG
DAN
ARTIKEL

Kenapa Kita Tetap Capek, Padahal Sudah Istirahat
image : Illustration by google
Kenapa Kita Tetap Capek, Padahal Sudah Istirahat
Oleh Aufa Zalfa Khairunnisa | Jum'at, 03 Oktober 2025 08:16 WIB | 7 Views
Disunting Oleh : Rani Maharani
Pernahkah kamu merasa sudah berbaring cukup lama, tidak memegang ponsel, tidak berbicara dengan siapapun, namun pikiranmu tetap terasa sibuk? Meskipun tubuh sudah diam, rasa lelah seolah tak juga hilang. Ternyata, kelelahan tidak selalu berasal dari aktivitas fisik. Kadang, yang membuat kita tetap merasa lelah justru isi kepala yang belum selesai memproses berbagai pengalaman emosional. Untuk memahami jawabannya, kita perlu melihat apa yang diam-diam dilakukan otak saat kita terlihat sedang istirahat.

Saat kita beristirahat, otak sebenarnya tidak berhenti bekerja. Dalam kondisi ini, bagian otak yang dikenal sebagai Default Mode Network (DMN) menjadi aktif. DMN adalah jaringan dalam otak yang aktif ketika perhatian kita tidak tertuju pada dunia luar seperti saat kita sedang mengenang sesuatu, mengingat kejadian di masa lalu, atau memikirkan perasaan yang muncul dari dalam diri. Jadi, walaupun kita terlihat diam, pikiran tetap bisa aktif, menjelajah ke mana-mana.

Penelitian yang dilakukan oleh Gaviria dkk menunjukkan bahwa isi pikiran kita saat sedang diam sangat dipengaruhi oleh pengalaman yang baru saja kita alami. Jika sebelumnya kita mengalami hal yang membuat stres, sedih, atau malu, otak, terutama bagian DMN, akan terus memproses pengalaman tersebut. Ia memutar ulang kejadian dan mencoba memaknai apa yang baru terjadi. Maka tak heran, meskipun tubuh kita sudah berhenti, kita masih merasa capek. karena otak kita masih sibuk kerja memproses ulang kejadian yang belum selesai secara emosional. Dalam kondisi seperti itu, istirahat tidak terasa menyegarkan karena otak masih sibuk bekerja. Kabar baiknya, ada cara yang bisa membantu otak istirahat setelah menghadapi tekanan emosional, yaitu mindfulness.

Mindfulness adalah latihan untuk menyadari apa yang sedang kita rasakan dan pikirkan saat ini, tanpa terburu-buru menghakimi atau terbawa reaksi emosional. Misalnya, ketika kamu menyadari, “Aku sedang kesal,” dan kamu biarkan saja perasaan itu muncul, tanpa langsung melawan atau menenggelamkannya. Dengan membiasakan latihan ini, otak belajar untuk tidak terseret terlalu jauh oleh arus pikiran negatif.
Latihan mindfulness dapat membuat kita lebih mampu mengalihkan perhatian dengan fleksibel dan lebih cepat pulih setelah stres. Namun tentu saja, menyadari emosi tidak selalu langsung membuat kita lega dan tenang. Itu wajar. Karena mindfulness tidak bertujuan untuk menghapus rasa tidak nyaman, melainkan untuk berteman dengannya dan meyakinkan tubuh secara perlahan bahwa kita aman. Latihan ini memang tidak instan. Tapi seperti otot, ketenangan pikiran akan semakin kuat bila terus dilatih.

Kini kita tahu bahwa istirahat tidak hanya tentang berhenti bergerak, tapi juga memberi ruang bagi pikiran untuk tenang. Bila kamu sering merasa lelah meski tidak sedang banyak aktivitas, mungkin pikiranmu sedang butuh bantuan. Tidak selalu harus tidur panjang atau liburan mahal, cukup dengan hadir penuh di momen sekarang.

Jika kamu merasa lelah terus-menerus meskipun sudah beristirahat, dan mulai menyadari bahwa ada hal-hal di dalam diri yang sulit dipahami atau diproses sendirian, Psikolog Bandung d’Fun Station menyediakan ruang konseling yang aman dan suportif untuk membantumu memahami apa yang sebenarnya kamu rasakan. Melalui pendampingan bersama profesional, Psikolog Bandung d’Fun Station dapat menjadi titik awal yang sederhana namun berarti untuk kamu yang ingin pulih, menata ulang isi kepala, dan kembali menjalani hari dengan lebih jernih.

Referensi :
Gaviria, J., Rey, G., Bolton, T., Delgado, J., Van De Ville, D., & Vuilleumier, P. (2021). Brain functional connectivity dynamics at rest in the aftermath of affective and cognitive challenges. Human brain mapping, 42(4), 1054-1069.
Sezer, I., Pizzagalli, D. A., & Sacchet, M. D. (2022). Resting-state fMRI functional connectivity and mindfulness in clinical and non-clinical contexts: A review and synthesis. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 135, 104583.
Tags
#kesehatan mental #cape #istirahat
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
53.849 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
36.678 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
30.031 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
24.066 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
16.663 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
16.289 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
15.838 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
15.540 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
14.737 Views

Kontribusi Generasi Muda untuk Bangsa
Kontribusi Generasi Muda untuk Bangsa
14.522 Views