google.comApa Beda Baby Blues dan Post Partum Depression?
Oleh Rizka Eka Ananda Putri, S.Psi., M.Psi., Psikolog | Rabu, 15 Juni 2022 13:40 WIB | 595 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Melahirkan, memiliki anak, dan menjadi seorang ibu merupakan keadaan yang membawa perubahan besar, baik secara fisik, psikologis, emosional dan sosial bagi seorang wanita sehingga kebanyakan ibu (terutama ibu baru) mengalami Baby Blues. Jika tidak segera ditangani, keadaan ini akan berlanjut menjadi Postpartum Depression. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Baby Blues berbeda dengan Postpartum Depression. Postpartum Depression merupakan gangguan yang lebih serius daripada Baby Blues. Yuk kita sama-sama lihat lebih rinci perbedaan antara Baby Blues dan Postpartum Depression!
Baby Blues
Sekitar 70% ibu baru memiliki gejala Baby Blues. Puncak dari Baby Blues umumnya terjadi pada 2 sampai 5 hari setelah melahirkan yang ditandai dengan kesedihan, mood yang labil, mudah tersinggung, dan kegelisahan. Kondisi ini tidak bertahan lama dan hanya bersifat sementara. Baby Blues biasanya mulai mereda dalam 2 minggu. Apabila tidak mereda maka akan berlanjut menjadi Postpartum Depression.
Postpartum Depression
Postpartum Depression didefinisikan sebagai depresi yang terjadi dalam 4 minggu, 3 bulan, 6 bulan, atau hingga 12 bulan setelah melahirkan. Adapun gejala Postpartum Depression di antaranya:
- Perasaan sedih dan menangis terus menerus
- Sensitif atau mudah tersinggung
- Kehilangan minat dan kegembiraan pada seluruh atau hampir seluruh aktivitas
- Terdapat penurunan atau peningkatan berat badan yang signifikan
- Penurunan atau peningkatan nafsu makan
- Sulit tidur atau tidur berlebihan hampir setiap hari
- Gelisah
- Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari
- Perasaan tidak berguna atau perasaan bersalah
- Berkurangnya kemampuan berpikir/konsentrasi atau kesulitan membuat keputusan
- Adanya pikiran berulang tentang kematian atau ide bunuh diri
Jadi, perbedaan keduanya terletak pada frekuensi, intensitas, serta durasi berlangsungnya gejala- gejala yang muncul. Maka dari itu, ibu harus tahu gejala apa saja yang muncul dan sudah bertahan berapa lama.
Bagaimana dampaknya?
Postpartum Depression memberikan dampak buruk bukan hanya kepada sosok ibu, tetapi juga kepada anak dan anggota keluarga lainnya. Minat dan ketertarikan ibu terhadap bayinya menjadi berkurang dan tidak mampu merawat bayinya secara optimal sehingga bayi menjadi terabaikan. Jika hal ini terus berlanjut, akibatnya kesehatan dan kebersihan bayinya pun menjadi tidak optimal. Ada juga kemungkinan bahwa Ibu akan melakukan tindakan yang kasar terhadap bayinya, seperti menyentak, memukul, bahkan bisa sampai membunuh bayinya.
Bagaimana penanganannya?
Penanganan yang dapat dilakukan untuk penderita Postpartum Depression adalah dengan obat-obatan antidepresan (jika dibutuhkan), psikoterapi, serta dukungan dari keluarga, terutama suami. Untuk mendapatkan penangananan yang tepat, jika mengalami tanda-tanda gejala seperti yang disebutkan di atas, jangan ragu untuk segera meminta bantuan profesional yakni psikolog dan psikiater. Sebagai alternatif pilihan bantuan, Anda juga bisa men-download aplikasi d’Fun Station di smartphone Anda dan berkonsultasi dengan profesional yang ada disana.
Referensi:
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edition (DSM-V). Washington : American Psychiatric Publishing.
Hanley, J. (2009). Perinatal Mental Health: A Guide for Health Professionals and Users (1st ed). West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd.
Stewart, D.E. and Vigod, S. (2016) Postpartum Depression. The New England Journal of Medicine, 375, 2177-2186.
konsultasi Onsite
Telepon : 0859-5600-0087
Ruko Istana Pasteur Regency Blok CRA 51 Pasteur, Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40175
Berikan Komentar Via Facebook