BLOG
DAN
ARTIKEL

Ciri Khas Down Syndrome
image : Illustration by google
Ciri Khas Down Syndrome
Oleh Sovia Eprinita, M. Psi., Psikolog | Senin, 29 Maret 2021 16:18 WIB | 3.028 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Pada artikel sebelumnya telah kita bahas mengenai apa itu down syndrome, faktor resiko, dan peluang lahirnya anak dengan down syndrome. Seperti yang telah kita ketahui bersama, down syndrome merupakan kelainan genetik yang terjadi karena adanya kelebihan kromosom trisomy 21. Oleh karena hal tersebut, anak dengan down syndrome menunjukkan ciri fisik tertentu yang nampak dari mulai kelahiran atau beberapa waktu setelahnya yang dapat membedakan dirinya dengan anak lainnya. Berikut beberapa ciri-ciri fisik anak dengan down syndrome yang dapat diidentifikasi :
  • Tinggi badan yang cenderung lebih pendek
  • Ukuran kepala dan wajah yang cenderung kecil
  • Memiliki muka yang lebar dan ekspresi yang datar, dengan kedua mata yang tampak tidak simetris serta hidung yang cenderung lebih pendek
  • Mulut kecil dan langit-langit di mulut cenderung rendah sehingga membuat lidah menjulur serta menyebabkan permasalahan pada artikulasi
  • Mata cenderung sipit dan memiliki lipatan di sudut dalamnya
  • Ukuran telinga yang cenderung lebih kecil dengan posisi yang lebih rendah
  • Ukuran kedua tangan lebih pendek dan lebar
  • Ketika lahir bayi dengan down syndrome cenderung lebih pasif dan otot-ototnya lebih lemah sehingga berdampak pada kekuatan dan gerakan
Secara umum down syndrome menyebabkan terjadinya keterlambatan pada perkembangan kognitif sehingga perkembangan motorik dan bahasa anak tersebut pun menjadi lebih terlambat jika dibandingkan dengan anak lain seusianya. Selain itu, anak dengan down syndrome masuk ke dalam kategori intellectual disability dengan tingkat yang beragam, dari mulai kategori sedang hingga berat (dengan rentang IQ 30 hingga 70).

Pada awal perkembangannya, bayi dengan down syndrome membuat sedikit kontak mata dengan ibunya hingga ia berusia tiga bulan. Mereka juga menunjukkan rendahnya atensi saat sedang menjalin komunikasi dengan orang lain maupun hal-hal lain yang berada di sekitarnya.
Selain itu, menangis merupakan salah satu bentuk komunikasi awal yang dilakukan oleh bayi di masa awal kehidupannya. Namun, bayi dengan down syndrome akan sedikit menangis meskipun mereka sedang merasa sakit, baik itu karena terjatuh atau terluka. Saat mereka menangis, mereka juga cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak lainnya hingga akhirnya dapat tenang.

Ketika berada di fase bayi, bayi dengan down syndrome umumnya mengalami hambatan dalam mengisap dan mengunyah. Ketika berusia di bawah 1 tahun, mereka cenderung melihat suatu objek atau orang lebih lama sebelum akhirnya memberikan respon. Hal ini berbanding terbalik dengan bayi lain di kelompok usia yang sama yang mana cenderung langsung memberikan respon pada objek maupun orang-orang di sekitar. Hal ini menunjukkan bahwa bayi dengan down syndrome membutuhkan waktu yang lama untuk memproses suatu informasi.

Terkait perkembangan motoriknya, anak dengan down syndrome biasanya menunjukan perkembangan motorik yang terlambat jika dibandingkan dengan anak lain seusianya. Rata-rata mereka baru bisa mulai berjalan di usia 24 bulan atau satu tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak lain seusia mereka.
Di sisi lain, faktor fisiologis seperti ukuran mulut yang kecil dan langit-langit di mulut yang cenderung rendah menyebabkan munculnya permasalahan pada artikulasi sehingga hal ini mengganggu kemampuan mereka dalam berbahasa.

Semakin bertambahnya usia maka perkembangan yang dimiliki oleh anak dengan down syndrome akan berada di bawah usia kronologisnya. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi pencapaiannya dalam proses belajar di jenjang sekolah. Oleh karena itu, pihak sekolah harus memperhatikan lebih seksama mengenai kesulitan-kesulitan yang mereka alami di dalam kelas.

Jika anak Anda memiliki gejala down syndrome dan Anda merasa panik maupun takut terhadap kondisi ini, Anda bisa konsultasikan langsung kepada ahlinya via aplikasi d’Fun Station di smartphonemu sekarang juga. Para psikolog ahli siap membantumu kapan saja lho!

Daftar Rujukan
Clikeman, M.S., Ellison, P.A.T. 2009. Child Neuropsychology. New York ; Springer Science and Business Media.
Herbert, Martin. 2005. Developmental Problems of Children and Adolescence. Oxford : Blackwell Publishing.
Smith, M.B., Patton, J.R., Kim, S.H. 2006. Mental Retardation-An Introduction to Intellectual DIsabilities. New Jersey ; Pearson Education Inc.
Tags
#tumbuh kembang anak #dunia anak #ekspresi #bermain #psikologi anak #belajar #downsyndrom
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
50.079 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
35.391 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
28.191 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
21.473 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
14.907 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
14.280 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
13.809 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
13.250 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
12.852 Views

Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
12.361 Views