BLOG
DAN
ARTIKEL

Anak Sering Menangis, Wajarkah?
image : Illustration by google
Anak Sering Menangis, Wajarkah?
Oleh Susy Marsono, M.Psi., Psikolog | Sabtu, 02 Januari 2021 09:49 WIB | 1.665 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Menangis merupakan salah satu emosi manusia yang digunakan untuk mengungkapkan perasaannya, baik itu kesedihan, kehilangan, rasa frustasi, terharu, atau bahkan kegembiraan. Kita sering mendengar bahwa kita perlu untuk membiarkan saja saat bayi menangis agar paru-parunya menjadi lebih kuat. Namun perlu diketahui bahwa hal tersebut hanyalah mitos belaka.

Pada bayi, menangis merupakan cara untuk berkomunikasi. Ketika bayi menangis, mereka berusaha untuk mengekspresikan perasaan tidak menyenangkan yang ia rasakan. Dengan menangis, mereka berharap untuk mendapatkan bantuan dari orang-orang di sekitarnya sehingga ia dapat merasa aman dan percaya. Tangisan bayi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti mengantuk, lapar, cuaca yang terlalu panas ataupun dingin, pampers yang penuh, tumbuh gigi, maupun sakit. Orangtua maupun caregiver dapat lebih memahami apa yang menjadi kebutuhan sang bayi dengan cara bersabar serta lebih banyak menghabiskan waktu dan berinteraksi dengan bayi.

Anak balita sudah mampu berbicara untuk mengungkapkan perasaannya. Namun apakah Anda pernah menjumpai seorang anak yang masih sering menangis meski sudah bukan saatnya? Apa yang menyebabkan mereka menangis? Hal tersebut perlu ditanyakan kepada si kecil mengenai penyebab yang membuatnya menangis. Berikut beberapa penyebab yang mungkin memicu anak sering menangis, antara lain:
  • Lapar
Jika lapar merupakan pemicu tangisan si kecil, hal ini dapat diketahui dengan cara anak akan langsung berhenti menangis saat ia  sudah diberi makan.
  • Mencari perhatian
Ada juga tipikal anak yang mengekspresikan emosinya dengan cara menangis agar mendapatkan perhatian dari orang yang ada di sekelilingnya. Jika hal ini terjadi, orangtua perlu menanyakan perihal apa yang ia inginkan. Ketika si kecil ingin melakukan sesuatu, sisihkan waktu untuk menemaninya terlebih dahulu. 
  • Sedang Stres
Stres bukan hanya menyerang orang dewasa saja. Anak-anak yang terlalu banyak diberi kegiatan dan hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat/bermain juga bisa mengalami stres. Anak juga akan merasa frustrasi bahkan bisa sampai tahap stres saat si kecil sedang menyelesaikan suatu permainan yang sulit atau hasil pengerjaannya tidak sesuai harapan.
  • Lelah
Kelelahan akibat terlalu banyak aktivitas yang dilakukan juga dapat memicu anak untuk menangis. Oleh karena itu, orangtua perlu lebih peka untuk sering mengajak dan menemani si kecil agar beristirahat terlebih dahulu.
  • Tidak ingin mengerjakan hal yang diminta
Ketika anak diminta untuk mengerjakan suatu hal dan sang anak tidak mau melakukan, berikan jangka waktu untuk mengerjakannya. Misalnya, orangtua menyuruh anak membereskan mainan tetapi anak tidak mau, maka orangtua dapat menyampaikan “Ditunggu sampai angka jam-nya ke 6 ya. Setelah itu, kita makan bersama.” sebagai contohnya.
  • Menginginkan Sesuatu
Ketika anak menginginkan suatu hal namun tidak diberikan, ia juga akan menangis. Ketika orangtua menyampaikannya dengan nada suara yang tinggi, anak cenderung akan tetap menangis dengan volume suara yang keras. Orangtua perlu untuk menenangkan diri terlebih dahulu dan mengajak anak berbicara bahwa untuk saat ini belum bisa membelikannya karena harus menabung dulu misalnya.
  • Merasa kesakitan
Anak yang merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya akibat sakit juga dapat mengekspresikan kesakitannya dengan menangis.

Nah ternyata ada banyak hal yang bisa memicu anak untuk sering menangis ya! Namun jika Anda sebagai orangtua merasa bahwa kecenderungan anak untuk sering menangis sudah melewati  batas wajar, maka Anda dapat mengkonsultasikannya kepada psikolog anak secara langsung via aplikasi d’Fun Station yang dapat Anda download di handphone Anda.
Temukan d’Fun Station (Sahabat Keluarga Anda) di Google Play sekarang!

d'Fun Station
Ruko Istana Pasteur Regency Blok CRA 51 Pasteur, Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40175


Referensi
Cekaitr, Asta & Holm, Malva Kvist. 2017. The Comforting Touch: Tactile Intimacy and Talk in Managing Children’s Distress. (Research on Language and Social Interaction Volume 50, 2017 – Issue 2, 109-127).
Camras, Linda. Lifespan Development, Lifespan & Developmental Psychology (general). In The SAGE Encyclopedia of Lifespan Human Development.
www.healthhlinkkbc.ca/health-topics/crybb
Tags
#tumbuh kembang anak #dunia anak #ekspresi #bermain #psikologi anak #belajar
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
50.000 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
35.389 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
28.187 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
21.444 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
14.903 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
14.262 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
13.792 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
13.218 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
12.823 Views

Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
12.350 Views