BLOG
DAN
ARTIKEL

Karakter Umum Remaja dan Masalahnya
image : Illustration by google
Karakter Umum Remaja dan Masalahnya
Oleh Ajeng Indri Hastuti, M.Psi., Psikolog | Rabu, 17 Maret 2021 09:36 WIB | 2.481 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Remaja Si Pemarah
Memasuki usia 10 tahun, orang tua mungkin mulai merasa anaknya lebih “menyebalkan” dibandingkan dengan sebelumnya. Anak menjadi lebih mudah marah atau tersinggung dan beberapa kali terjadi pertengkaran, meski tidak ada satupun dari anggota keluarga yang menyulut api pertengkaran. Dari sisi anak, mereka bahkan tidak sadar dengan respon yang mereka tunjukkan terhadap lingkungan. Mereka merasa sulit untuk mengendalikan emosi yang dirasakannya.

Bukan tanpa alasan hal ini terjadi. Pada usia ini anak mulai memasuki masa remaja yang akan berakhir di usia 21 tahun. Perubahan terjadi pada fisik dan psikologisnya. Mereka mengalami perubahan yang pesat pada bentuk tubuhnya. Selain itu, otak mereka juga sedang mengalami perkembangan yang diawali dengan perkembangan pada bagian otak yang berguna untuk merasakan emosi dan berlanjut ke arah otak yang digunakan untuk berpikir logis serta mengendalikan diri. Hal inilah yang menyebabkan remaja lebih tergugah untuk merasakan dan merespon emosi serta sulit untuk mengendalikan dirinya. Mereka banyak mengeluh, berkata ketus, suasana hatinya mudah naik dan turun, bertindak tanpa berpikir, dan merasa kesulitan untuk mengekspresikan emosinya dengan tepat.

Pencarian Identitas Diri
Remaja adalah masa yang berada di antara anak dan dewasa. Masa remaja hadir sebagai masa “siap-siap”, di mana remaja mulai mencari identitas diri dan belajar mandiri sebagai bekal hidup di masa dewasa nanti. Mencari identitas dilakukan dengan eksplorasi berbagai kegiatan di lingkungan sekolah. Mulai dari mata pelajaran, cara belajar, permainan, hobi, kegiatan dan banyak hal lainnya yang disukai dan tidak disukai. Selain itu, proses menemukan kelebihan dan kelemahan diri mereka menjadi sesuatu yang cukup menantang. Dalam pembentukan identitasnya, remaja laki-laki cenderung terkait dengan prestasi individu dan remaja perempuan lebih fokus pada hubungan dengan orang lain.

Dalam upaya menjadi mandiri, mereka akan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman dibandingkan dengan orang tuanya. Mereka akan merasa lebih nyaman untuk bereksplorasi dalam banyak hal bersama dengan teman, saling memberikan dukungan pada teman, dibandingkan dengan meminta bantuan pada orang tua. Sesekali, orang tua kemungkinan akan merasa mereka tidak dibutuhkan lagi dan anak kesayangannya lebih percaya pada teman-temannya. Pada fase ini, orang tua sebaiknya dapat memberikan dukungan dengan cara memberikan waktu luang untuk eksplorasi dan menjadi tempat kembali saat anaknya “terjatuh”.

Permasalahan Psikologis pada Remaja
Tantangan yang cukup besar bagi remaja adalah diterima oleh teman-teman dan lingkungan sosialnya. Remaja diharapkan banyak melakukan eksplorasi untuk mencoba hal baru, mengembangkan minat, mengasah keterampilan dalam bidang akademik maupun non-akademik. Namun, tidak semua hal berjalan sesuai dengan keinginan. Tidak semua remaja mampu masuk ke lingkungan dengan kepercayaan diri yang tinggi. Remaja yang cenderung pemalu, memiliki kepercayaan diri yang rendah, akan merasa semakin “terancam” saat memasuki lingkungan yang penuh dengan remaja lainnya. Secara tidak sadar, ia mulai membandingkan dirinya dengan orang lain. Dengan kemampuan pengendalian emosi yang rendah, terdapat peluang ia akan semakin merasa “kecil” dan terhambat untuk melakukan ekplorasi di lingkungan. Selain tidak percaya diri, permasalahan yang sering muncul pada remaja adalah agresifitas yang tinggi, terutama pada remaja laki-laki. Dengan pengendalian emosi yang belum matang, ekspresi emosi marah yang berlebihan, menyerang orang lain, dan terlibat dalam kenakalan remaja memiliki peluang untuk terjadi.

Saat orang tua mendapati permasalahan pengendalian emosi anak remajanya mulai lebih sering terjadi dan mengganggu kegiatan sehari-hari yang biasanya dilakukan, atau bahkan sudah menimbulkan dampak buruk bagi dirinya sendiri dan orang lain, ini saatnya untuk lebih peduli dengan kondisi psikologis anak dan menghubungi profesional yang menangani kesehatan mental, seperti psikolog salah satunya.
Anda dapat melakukannya melalui aplikasi d’Fun Station yang dapat Anda unduh dari Google Play sekarang juga dan konsultasikan masalah tersebut dengan psikolog yang ada di sana,

Referensi:
Papalia, D. E., & Martorell, G. 2016. Experience Human Development, Thirteenth Edition. New York: McGraw-Hill
Santrock, John W. 2018. A Topical Approach to Life-Span Development, Ninth Edition. New York: McGraw-Hill
Tags
#remaja #karakter #psikologi remaja #masalah remaja
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
50.090 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
35.392 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
28.196 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
21.476 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
14.909 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
14.284 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
13.812 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
13.259 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
12.867 Views

Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
12.364 Views