
image : Illustration by google
Mengenal Temperamen Pada Anak
Sabtu, 21 September 2019 08:24 WIB | 5.629 Views
Disunting Oleh :
Pernahkah moms mendengar kata ‘temperamen’? Ketika mendengar kata ‘temperamen’ mungkin Anda sering mengaitkannya dengan orang yang suka marah-marah atau orang yang mudah tersulut amarahnya. Padahal, dalam psikologi temperamen tidak hanya seputar emosi lho!
Secara definisi, temperamen merupakan perbedaan perilaku dan emosional masing-masing orang dalam merespon sesuatu. Temperamen sudah muncul pada awal kehidupan manusia. Bayi yang baru dilahirkan telah menunjukkan emosi yang berbeda-beda, seperti ada yang menangis, ada pula yang diam saja. Seiring berjalannya waktu bayi-bayi tersebut berkembang menjadi anak yang selalu ceria, ataupun sebaliknya menjadi anak yang sering menangis.
Alexander Thomas, seorang ahli psikologi mengungkapkan bahwa ada sembilan karakteristik temperamen, yaitu:
- Tingkat aktivitas yang meliputi aktivitas tubuh.
- Keteraturan biologis seperti siklus tidur.
- Kemampuan beradaptasi seperti cepat atau tidaknya terhadap perubahan, mendekat atau menarik diri dari sosial.
- Tingkat sensitivitas yang dipengaruhi oleh stimulus seperti suara.
- Intensitas respons emosional yaitu bagaimana mereaksi situasi positif dan negatif.
- Distractibility atau mudah tidaknya seseorang terganggu oleh stimulus tidak terduga.
- Kualitas suasana hati yang positif maupun negatif
- Perhatian terhadap suatu aktivitas yang sedang dilakukan.
- Bagaimana anak menghadapi kesulitan yang dihadapi
Lebih lanjut Thomas bersama Stella Chess, mengklasifikasikan tiga tipe dasar temperamen pada anak.
- Easy child, secara umum termasuk anak-anak yang memiliki suasana hati yang positif. Biasanya anak-anak dengan tipe ini mudah beradaptasi dengan orang dan pengalaman baru, serta memiliki rutinitas yang teratur. Selain itu, anak-anak dengan tipe ini mampu menunjukkan dengan baik perasaan terdalamnya.
- Difficult child, anak-anak yang termasuk dalam tipe ini bereaksi secara negatif terhadap sesuatu hal. Dibanding anak-anak dengan tipe easy child, anak-anak dengan tipe ini tidak mampu menjalankan rutinitasnya secara teratur. Selain itu, anak-anak tersebut lebih sering menangis dan lambat dalam menerima perubahan. Anak-anak dengan tipe ini juga lebih sering mengekspresikan ketidaksenangannya. Bahkan jika suasana hatinya sedang tidak baik, amarahnya dapat meledak-ledak. Maka banyak orangtua yang menganggap anak-anak dengan tipe ini termasuk anak sulit diatur.
- Slow-to-warm-up child, anak-anak yang termasuk dalam tipe ini biasanya memiliki tingkat aktivitas yang rendah serta suasana hati yang negatif. Anak-anak dengan tipe ini juga dianggap sebagai anak yang pemalu. Sebab anak-anak dengan tipe ini tidak nyaman dengan hal baru dan lambat dalam beradaptasi. Selain itu, dibanding dengan difficult child, anak-anak dengan tipe ini lebih sering mengekspresikan suasana hati negatifnya secara lambat.
Sebuah penelitian terkait klasifikasi temperamen menunjukkan bahwa difficult child menunjukkan lebih banyak mengalami masalah ketika mendapat pengasuhan yang berkualitas rendah. Sebaliknya, ketika anak-anak dengan difficult child mendapat pengasuhan berkualitas tinggi akan mengalami lebih sedikit masalah. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperamen anak-anak tidak hanya disebabkan oleh faktor biologis, tetapi juga pengasuhan atau perawatan dari orangtuanya. Pun mendapat pengaruh dari lingkungan sosialnya. Jadi temperamen tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis tetapi juga pengasuhan orangtua dan lingkungan sosial. Dengan demikian, jika seseorang saat anak-anak termasuk difficult child, belum tentu ketika dewasa orang tersebut termasuk ke dalam difficult child.
Daftar Rujukan :
- Passer, Michael W & Smith, Ronald E. 2009. Psychology: The Science of Mind and Behavior Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.
- Santrock, John W. 2011. Life Span Development 13th Edition. New York: McGraw-Hill.
- Weiss, Diane. Handout Nine Temperament Traits Three Temperaments.
disadur dari
pijarpsikologi.org