BLOG
DAN
ARTIKEL

Memahami Gangguan Kepribadian Antisosial. Hati-hati Salah Kaprah!
image : Illustration by google
Memahami Gangguan Kepribadian Antisosial. Hati-hati Salah Kaprah!
Oleh Hanifah, S.Psi., M.Psi., Psikolog | Rabu, 19 Agustus 2020 09:05 WIB | 2.510 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Kita sering kali salah kaprah mendefinisikan istilah antisosial (ansos) sebagai kondisi di mana seseorang tidak suka berinteraksi dengan orang lain, cenderung menyendiri, dan enggan berinteraksi. Pengertian tersebut sama sekali bukanlah definisi antisosial yang sebenarnya. Definisi tersebut lebih menjelaskan perilaku asosial yang ditandai dengan adanya kecenderungan menarik diri dan menghindar dari interaksi sosial secara sukarela.
Seseorang yang mempunyai gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder) menunjukkan beberapa perilaku yang perlu diwaspadai. Berikut beberapa kriteria diagnostic  DSM-V tentang gangguan kepribadian antisosial :
  1. Pola mengabaikan dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15 tahun, ditunjukkan dengan tiga (atau lebih) hal berikut:
  1. Gagal menyesuaikan diri dengan norma sosial, seperti melakukan perilaku berulang dengan potensi penahanan oleh pihak berwajib.
  2. Menipu, seperti berulang kali berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan pribadi dan kesenangan.
  3. Impulsif atau tidak dapat membuat perencanaan.
  4. Cepat marah dan agresif, seperti berulang kali berkelahi atau menyerang orang lain.
  5. Mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
  6. Konsisten tidak bertanggung jawab, seperti berulang kali tidak konsisten dalam suatu pekerjaan atau tidak bertanggung jawab terkait keuangan.
  7. Kurangnya rasa penyesalan diri, seperti acuh tak acuh atau membuat rasionalisasi / dengan beralasan memiliki sakit, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain (playing victim)
  1. Individu setidaknya berusia 18 tahun.
  2. Ada bukti gangguan perilaku yang pertama kali muncul sebelum usia 15 tahun.
  3. Perilaku antisosial bukan karena skizofrenia atau gangguan bipolar.
Normal vs Abnormal
Perlu diketahui bahwa kepribadian antisosial tidak selalu menjadi gangguan. Ada beberapa karakteristik kepribadian antisosial yang bisa kita kagumi, di antaranya adalah ambisius, kompetitif, percaya diri, berusaha memenuhi potensi diri, serta berkomitmen terhadap diri sendiri. Beberapa karakteristik lainnya yang serupa yaitu berjiwa petualang, berani menantang batas dan aturan seperti mengarungi lautan, memecahkan rekor, dan lainnya (Millon, 2010).  Ketika mereka berhasil menghadapi tantangan risiko dan menemukan sesuatu yang baru, mereka merasa itu merupakan sebuah pencapaian baik mereka.
Dari beberapa karakteristik di atas, bisa kita lihat bahwa ternyata kepribadian antisosial tidaklah selalu buruk. Ada juga jenis kepribadian antisosial pada diri seseorang namun masih dalam tahap wajar karena tidak membahayakan orang lain secara langsung. Kepribadian yang dimaksud yaitu dissenting personality dan premeditating antisocial.
Dissenting personality (selisih) mempresentasikan rentang varian perilaku antisosial yang berbeda dan patologis (gangguan). Mereka melakukan segala sesuatu berdasarkan standar dirinya dan siap menerima risiko atau konsekuensinya, tidak mempedulikan bagaimana penilaian dari orang lain. Secara umum dapat dikatakan bahwa mereka berpikir bebas, giat, dan konfrontatif. Mereka mampu menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk fokus mencapai tujuan yang diinginkan. Sampai batasan ini, orang dengan karakter antisosial tersebut masih belum melanggar hukum
Premeditating antisocial yaitu antisosial yang memiliki rencana. Mereka dengan pintar menutup jejak pelanggaran hukum mereka. Pikiran mereka tidak dapat diekspresikan melalui perilaku. Contoh yang bisa kita lihat misalnya, pebisnis yang bekerja di ‘area abu-abu’ yang mementingkan keuntungannya sendiri, politisi yang gemar bermain tipu muslihat, memutarbalikkan fakta, membungkusnya dengan ungkapan kata-kata tertentu agar terhindar dari tuntutan kesalahan melanggar hukum. Kerusakan yang mereka buat tidak tampak secara nyata atau tak kasat mata, beda halnya dengan psikopat yang membunuh.
Hal ini dapat memberikan gambaran pada diri kita bahwa ada rentang dari normalitas dan patologis (gangguan) dalam melihat perspektif antisosial, juga masalah-masalah psikologis lainnya. Diagnosa kepribadian antisosial (yang bukan merupakan gangguan) tersebut dapat menjadi pembeda dengan gangguan kepribadian antisosial (antisosial personality disorder).
Apa yang menyebabkan seseorang mengembangkan kepribadian antisosial?
Para ahli meyakini bahwa kepribadian antisosial dapat berkembang dari usia anak-anak, di mana anak tersebut memiliki pengalaman diabaikan, tidak dipedulikan, dimusuhi, dan mengalami kekerasan fisik. Hal ini membuat mereka belajar bahwa dunia adalah tempat yang dingin dan tak mengenal rasa ampun. Anak menjadi kehilangan akan role model atau contoh dalam memberikan kelembutan, rasa empati, norma, dan kasih sayang. Hal ini membuat anak menjadi tidak belajar untuk peka terhadap orang lain sehingga mengembangkan kebencian dan rasa enggan merefleksikan konsekuensi dari tindakan mereka sendiri. Hal ini dapat mengembangkan pribadi yang tidka memiliki rasa bersalah saat melanggar aturan atau norma. Tidak adanya kendali dan aturan yang didapatkan dari orang tua atau pengasuhnya membuat anak menjadi tidak belajar mengendalikan agresinya.

Nah gimana setelah baca, jadi tahu kan apa itu antisosial yang sebenarnya. Jika ada anggota keluarga atau kenalan yang mulai menunjukkan gejala-gejala antisosial, segera download aplikasi d’ Fun Station dan konsultasikan dengan ahli profesional yang ada di sana!

Referensi:
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 5th Edition: DSM V. (2013). American Psychiatric Association
Millon, Theodore, et al. (2004). Personality Disorders in Modern Life 2nd edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
 
Tags
#psikologi #relationship #kepribadian
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
49.783 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
35.374 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
28.125 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
21.348 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
14.864 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
14.206 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
13.720 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
13.157 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
12.710 Views

Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
12.282 Views