BLOG
DAN
ARTIKEL

Conduct Disorder, Perilaku Agresif Anak yang Bertahan
image : Illustration by google
Conduct Disorder, Perilaku Agresif Anak yang Bertahan
Oleh Fristi Islamiyah Zaini, S.Psi., M.Psi., Psikolog | Rabu, 02 September 2020 10:29 WIB | 7.869 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Belakangan ini, sebagian parents mungkin pernah membaca atau bahkan sering menemukan berita tentang kasus kekerasan yang dilakukan oleh seorang anak di bawah umur. Hal ini barangkali membuat kita bertanya-tanya bagaimana bisa anak di bawah umur melakukan perilaku kekerasan hingga berurusan dengan pihak berwajib.
Mungkinkah bentuk perilaku agresif seperti ini tergolong ke dalam perilaku conduct disorder? Sebelum kita membahas tentang conduct disorder, ada baiknya kita terlebih dahulu mengenali bentuk perilaku kenakalan biasa dan apa yang membedakannya dengan conduct disorder.

Perbedaan Kenakalan Remaja Biasa dan Conduct Disorder
Pada beberapa kasus conduct disorder, anak mungkin saja menunjukkan perilaku tantrum yang berlebihan serta agresif apabila keinginannya tidak dipenuhi ketika masih kanak-kanak. Menuju usia sekolah, beberapa anak mungkin menunjukkan perilaku melawan guru dan otoritas, tidak menaati peraturan di sekolah, mengganggu teman seperti memukul, menendang, merusak barang dengan sengaja, dan berbohong. Pada saat anak tersebut beranjak remaja, mungkin saja ia menunjukkan perilaku kenakalan yang lebih parah seperti mencuri, melakukan kekerasan fisik, menyakiti orang lain, serta perilaku kenakalan lain yang biasa dikenal dengan istilah “kenakalan remaja (juvenile delinquency)”.

Umumnya kenakalan dan perilaku agresif atau challenging ini muncul dan relatif menurun selama fase perkembangan (Trembley, 2003). Hal ini sejalan dengan perkembangan norma yang dimiliki anak. Seiring bertambahnya usia ia akan belajar untuk menilai mana yang baik dan buruk, menyesuaikan tindakan dengan konsekuensi yang akan ia terima, serta menyesuaikan diri dan patuh terhadap norma sosial yang berlaku. Namun bagi anak-anak dengan conduct disorder, ia akan cenderung tetap mempertahankan perilaku agresif tersebut dalam jangka waktu yang lama, bahkan hingga remaja dan dewasa (Broidy, 2003). Hal inilah yang menjadi pembeda antara kenakalan biasa dengan perilaku agresif yang mengarah ke perilaku conduct disorder.

Namun kita juga perlu berhati-hati untuk memberikan label dan tentunya disarankan untuk tidak melakukan self-diagnosed. Penentuan apakah perilaku yang ditunjukkan oleh anak adalah perilaku kenakalan biasa atau sudah menunjukkan kecenderungan conduct disorder hanya bisa dilakukan oleh ahli, seperti Psikolog Klinis Anak dan Remaja.


Apa itu Conduct Disorder?
Dalam perspektif psikologi, conduct problems seringkali digolongkan ke dalam perilaku eksternalisasi yang mencakup gabungan antara perilaku impulsif, overaktif, agresif, dan melawan aturan (Burns, 1997).  Pada DSM-V, disebutkan bahwa kriteria dari gangguan perilaku conduct disorder adalah sebagai berikut:
  1. Pola perilaku yang berulang dan tetap dalam melanggar hak-hak dasar orang lain (tidak sesuai norma sosial konvensional) dan dalam 12 bulan terakhir muncul minimal 3 bentuk dari kriteria di bawah ini dan minimal 1 kriteria diantaranya terjadi dalam 6 bulan terakhir.
Perilaku tersebut meliputi :
  1. Agresi terhadap manusia dan hewan, seperti menggunakan senjata tajam untuk membahayakan orang lain, melakukan ancaman dan intimidasi, melakukan kekejaman fisik pada hewan, merampas kepunyaan orang lain.
  2. Pelanggaran aturan yang serius, seperti sering membolos dan tidak pulang ke rumah (sebelum usia 13 tahun), kabur dari rumah semalaman sebanyak 2x atau lebih.
  3. Tidak jujur atau mencuri, seperti masuk paksa ke rumah atau mobil milik orang lain, sering berbohong untuk menghindari tugas dan kewajiban, mencuri barang.
  4. Merusak properti, seperti menyalakan api dengan tujuan membuat kerusakan, menghancurkan properti milik orang lain.
  5. Gangguan perilaku yang terjadi mengganggu fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan secara signifikan.
  6. Apabila individu yang bersangkutan berusia 18 tahun atau lebih, kriteria yang ada tidak memenuhi untuk digolongkan ke dalam gangguan kepribadian antisosial.

Ciri anak Conduct Disorder
Ciri utama dari anak yang menunjukkan perilaku conduct disorder yaitu tidak adanya rasa bersalah ketika ia melakukan kesalahan, kurang empati seperti tidak menghiraukan atau kurang memperhatikan perasaan orang lain sehingga terkesan tidak peduli. Menurut DSM V, kemunculan perilaku conduct disorder ini bisa saja terjadi lebih awal pada masa pra sekolah, tetapi biasanya akan muncul secara signifikan di masa kanak-kanak menengah hingga remaja.

Cara Mengenali Perilaku Conduct Disorder
Hal yang bisa dilakukan orang tua adalah melihat dan melakukan pengamatan awal pada perilaku anak, sudah berapa lama ia menunjukkan perilaku agresif tersebut serta perilaku agresif apa saja yang ditunjukkan oleh anak. Apabila anak menunjukkan beberapa perilaku yang sesuai dengan kriteria conduct disorder (1 kriteria dalam waktu 6 bulan, 3 kriteria dalam waktu 12 bulan), maka sudah sebaiknya orang tua menemui Psikolog untuk dilakukan pendalaman dan penanganan masalah lebih lanjut.

Referensi :
American Psychiatric Association (APA). 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM – 5 TM). Washington DC ; American Psychiatric Publishing.
Mash, Eric.J. dan  Wolfe, David. 2010. Abnormal Child Psychology. USA : Wadsworth.
         
Santrock, John .W. 2011. Child Development Thirteenth Edition. New York ; Mc. Graw Hill, Inc.

Matthys, W. & John E. Lochman. 2010. Oppositional Defiant Disorder and Conduct Disorder in Childhood. United Kingdom : WILEY-BLACKWELL.
Tags
#psikologi #relationship #tumbuh kembang #conduct disorder
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
52.897 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
36.211 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
29.465 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
23.263 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
15.619 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
15.408 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
15.070 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
14.774 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
14.208 Views

Kontribusi Generasi Muda untuk Bangsa
Kontribusi Generasi Muda untuk Bangsa
13.648 Views