BLOG
DAN
ARTIKEL

Sehat Psikis, Kunci Menikmati Hidup Sebagai Lansia
image : Illustration by google
Sehat Psikis, Kunci Menikmati Hidup Sebagai Lansia
Oleh Melissa Luckyanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog | Selasa, 29 September 2020 08:45 WIB | 2.265 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Masa lansia adalah masa perkembangan psikologis dan sosial terakhir dalam hidup manusia (Erikson, 1987). Pada tahap ini, lansia diharapkan berhasil memaknai perjalanan serta menikmati hidupnya dengan lebih positif, seperti :
  1. Adanya penerimaan (Menerima kondisi tubuh yang sudah mulai menurun sehingga tidak dapat melakukan banyak aktivitas fisik dan sosial).
  2. Adanya kepuasan (Merasa puas dengan pencapaiannya dan kondisinya saat ini)
  3. Mampu menghargai dan menghormati perasaan orang lain sehingga dapat bersikap lebih hangat, penuh perhatian, dan mengerti orang lain.
Ketika hal tersebut terpenuhi, maka akan melahirkan integritas pada lansia.
Lansia yang tidak dapat mencapai integritas tersebut akan lebih sering merasakan kebencian dan ketidakpuasan akan pencapaian diri maupun kondisinya saat ini. Hal ini dapat memunculkan rasa keputusasaan (despair) dalam diri lansia. Keputusasaan ini membuat lansia menjadi :
  1. Tidak bahagia
  2. Memiliki keinginan kuat untuk kembali ke masa lalu dan memperbaikinya
  3. Tidak dapat menikmati masa tua
  4. Terlalu banyak menuntut kepada keluarga, hingga
  5. Munculnya gangguan psikis.
Lansia yang merasakan keputusasaan ini akan merasa waktu yang tersisa terlalu singkat untuk menemukan “jalur” kehidupan yang lain dan tidak bisa menikmati hidupnya sama sekali.
Kesehatan fisik dan psikis pada lansia sangat saling mempengaruhi satu sama lain. Kesehatan fisik yang sudah menurun, dapat memunculkan adanya permasalahan psikis. Sakit berkepanjangan yang dialami lansia mengurangi kenyamanan hidupnya dan memunculkan frustasi dikarenakan ia merasa tidak kunjung sehat seperti sebelumnya. Begitu juga sebaliknya, kondisi psikis yang tidak stabil akan berdampak pada penurunan kondisi kesehatan fisik dari lansia. Lansia yang kurang bisa menikmati hidupnya akan lebih sensitif, overthinking, bahkan bisa mengalami permasalahan tidur ataupun makan. Permasalahan psikis yang banyak muncul pada lansia, yaitu depresi, kecemasan, dan penurunan fungsi kognitif.

Selama pandemi Covid-19 ini, lansia merupakan individu yang berisiko tinggi. Keluarga yang memiliki anggota yang sudah memasuki usia lansia, akan cenderung lebih protektif sehingga ruang gerak lansia yang sudah terbatas menjadi semakin sempit. Hal ini bisa saja menumbuhkan ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, kesedihan, dan kebosanan pada diri lansia. Emosi negatif ini membuat lansia merasa tidak nyaman dan tidak bahagia yang dapat berdampak pada penurunan kondisi kesehatan fisik. Padahal poin penting bagi lansia adalah “merasa bahagia dan senang agar lebih tangguh dalam menghadapi dan menikmati hidupnya saat ini”.

Cara Menumbuhkan Kebahagiaan (Oleh Diri Sendiri)
Kebahagian itu bukan dicari tetapi dibuat. Oleh karena itu perlu dirangsang dari dalam diri individu tersebut. Sedangkan kesenangan “bisa didapatkan” sehingga bisa dirangsang dari luar diri seperti keluarga atau lingkungan sosial lainnya.

Cara menumbuhkan kebahagiaan pada lansia selama pandemi :
  1. Menjaga kesehatan fisik dengan melakukan gerakan rutin sesuai kemampuan gerak fisik dan tidak memaksakan untuk melakukan olahraga yang berat, serta menjaga pola makan yang sehat.
  2. Menjaga kesehatan mental, seperti :
  • Tetap berkarya dengan cara mengeksplorasi kreativitas melalui hobi. Misalnya karaoke, melukis, menulis, berkebun, memasak, dan kegiatan lainnya yang bisa dilakukan di dalam rumah.
  • Mengatur pikiran agar tidak berfokus pada hal-hal yang negatif yang terjadi di lingkungan dengan cara memiliki keinginan untuk terus belajar hal baru atau apapun. Hal ini bertujuan untuk membuat cara pandang/mindset lansia menjadi lebih terbuka, realistis, dan fleksibel sehingga tidak mengharapkan semua hal di sekitarnya berjalan dengan sempurna. Hal baru yang saat ini tanpa sadar sedang dipelajari oleh lansia adalah mengoperasikan gadget untuk menggunakan Zoom atau Google Meet untuk bersilahturahmi dengan keluarga, teman di lingkungan agama, dan reuni online. Mempelajari dan memperdalam ilmu agama juga menjadi salah satu topik yang dapat membantu lansia untuk lebih ikhlas dan tenang dalam menghadapi pandemi ini.
  • Memunculkan nilai-nilai positif dalam diri seperti berusaha memberikan perhatian kepada orang lain, menghargai orang lain baik sesama lansia ataupun yang berusia lebih muda dan mulai biasakan untuk berbagi hal-hal sederhana dengan orang lain (seperti memberikan makanan walau sedikit).
  • Belajar memahami diri sendiri, terutama tentang apa yang dirinya rasakan dan inginkan pada situasi tersebut, apa yang dirinya miliki (baik secara materil maupun non materil), dan hal positif apa yang bisa ia lakukan sendiri untuk memenuhi keinginannya atau meluapkan perasaannya.
  • Adanya kesediaan dan keterbukaan untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama keluarga. Hal ini membuat keluarga lebih memahami kondisi psikis lansia dan meningkatkan kedekatan dengan anggota keluarga lainnya. Seperti berinisiatif untuk video call anak dan cucunya terlebih dahulu. Selain itu, berinteraksi dengan orang lain juga membuat lansia menjadi tidak merasa terisolasi dari lingkungan/kesepian.
Jika hal tersebut dilakukan maka dapat membantu lansia untuk mengelola stress, menghadapi, menerima, dan mengatasi masalah kehidupannya.

Cara Membantu Menumbuhkan Kebahagiaan (Oleh Caregiver/Keluarga)
Cara menumbuhkan kesenangan pada lansia selama pandemi :
  1. Anak, menantu, dan cucu sebaiknya rutin untuk menghubungi lansia walaupun hanya sebatas bertanya kabar dan kesibukan yang dilakukan lansia. Hal ini dapat membuat lansia merasa tidak diabaikan dan merasakan kehangatan.
  2. Tingkatkan kualitas komunikasi, seperti menanyakan tentang perasaan dan pikiran (keluh kesah) lansia selama di rumah saja (fokus pada kemampuan active listening). Kemudian caregiver atau keluarga dapat berbagi cerita dengan lansia terkait pencapaian hidup yang diraih oleh anak maupun cucunya, serta menanyakan pendapat dan meminta doa restu lansia mengenai pilihan hidup yang akan diputuskan oleh anak/menantu/cucu-nya. Hal ini dapat meningkatkan kecepercayaan diri lansia bahwa dirinya masih berguna dan memiliki peran penting dalam keluarga.
  3. Ajak dan temani lansia untuk berolahraga atau melakukan aktivitas produktif lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat lansia untuk menjaga kesehatan fisik dan psikisnya.
  4. Beri kesempatan dan fasilitas pada lansia untuk tetap bertemu dan berpartisipasi di kegiatan bersama orang luar rumah, seperti kegiatan RT/ibadah/kegiatan senam bersama lansia lainnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan hubungan sosial yang kuat, belajar hal baru, dan menyalurkan kemampuan lansia agar memiliki aktivitas yang positif.
  5. Tidak terlalu memaksakan pola pikir caregiver atau keluarga kepada lansia, misalnya ingin membiasakan lansia untuk mematuhi protokol kesehatan, maka jangan terlalu terkesan menasehati dan mengatur lansia. Cara yang tepat adalah berdiskusi dengan lansia untuk memahami cara berpikir lansia itu sendiri. Berikan fakta-fakta di lapangan, kemudian minta lansia untuk mengemukan pendapatnya dan arahkan sedikit demi sedikit mengenai cara berpikir yang sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru selama pandemi.
  6. Take care of yourself. Caregiver atau keluarga tidak dapat memberikan perhatian sepenuhnya kepada lansia ketika ia sendiri sedang merasa lelah. Oleh karena itu, caregiver atau keluarga disarankan untuk beristirahat sejenak dengan cara tidak berinteraksi dengan lansia saat berada pada mood yang buruk atau fisik yang terlalu lelah. Mintalah bantuan orang lain atau anggota keluarga lainnya untuk menjaga lansia saat caregiver melakukan me-time sejenak. “Breath. Don’t be afraid to ask for help. Don’t try to be a hero if your health or stress is at risk. Finally, don’t try and do it alone.” – Janice.B
  7. Saring informasi yang boleh diakses oleh lansia mengenai pandemi. Hal ini untuk mengurangi kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan lansia selama menghadapi pandemi ini.
Kamu merasa belum bisa menikmati hidup dengan baik atau orang tua maupun kakek nenekmu terlihat belum bisa menikmati hidupnya dengan baik? Segera konsultasikan masalah ini kepada ahlinya melalui aplikasi d’Fun Station yang bisa kamu download pada smartphone-mu.
Tags
#Psikologi #kesehatan #kesehatan mental
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
50.078 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
35.391 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
28.191 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
21.473 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
14.907 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
14.280 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
13.809 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
13.249 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
12.852 Views

Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
12.361 Views