BLOG
DAN
ARTIKEL

Mengenal Duka dan Kehilangan Dalam Hidup
image : Illustration by google
Mengenal Duka dan Kehilangan Dalam Hidup
Oleh Maya Dwiayuningtyas, M.Psi., Psikolog | Selasa, 26 Januari 2021 08:27 WIB | 11.326 Views
Disunting Oleh : Brenda Carqua
Duka dan kehilangan adalah bagian normal dari kehidupan yang dialami oleh setiap orang. Duka merupakan respon normal atas kehilangan selama atau setelah bencana maupun peristiwa traumatis lainnya. Kehilangan adalah suatu keadaan ketika individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada atau dimiliki, baik sebagian atau keseluruhan.

Duka bisa terjadi sebagai tanggapan atas kematian serta perubahan drastis dalam rutinitas sehari-hari maupun cara hidup yang biasanya memberi kita kenyamanan dan perasaan stabil. Kehilangan tidak selalu berkaitan dengan kematian, tetapi bisa juga karena kehilangan kesehatan (fisik dan mental), pekerjaan, pasangan, status, harta benda, ditinggalkan anak-anak karena menikah atau pindah rumah, dan lain-lain.
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Berduka
Bagaimana seseorang menjalani proses berduka bergantung pada banyak faktor, diantaranya :
  1. Hubungan yang dimiliki orang yang berduka dengan orang yang meninggal.
  2. Penyebab kematian, misalnya apakah orang tersebut meninggal mendadak atau sakit dalam waktu yang lama.
  3. Usia dan jenis kelamin orang yang berduka.
  4. Riwayat hidup orang yang berduka, termasuk pengalaman masa lalu dengan kehilangan.
  5. Kepribadian dan gaya coping orang yang berduka.
  6. Dukungan yang tersedia dari teman dan keluarga.
  7. Adat istiadat dan keyakinan agama atau spiritual orang yang berduka.

Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi sifat, intensitas, dan lamanya kesedihan. Proses berduka sering kali lebih sulit ketika orang tersebut memiliki perasaan yang tidak terselesaikan atau konflik dengan orang yang telah meninggal. Proses berduka membutuhkan waktu penyembuhan yang terjadi secara bertahap dan tidak bisa dipaksakan atau diburu-buru. Tidak ada jadwal "normal" untuk berduka. Beberapa orang mulai merasa lebih baik dalam beberapa minggu atau bulan. Namun bagi yang lain, proses berduka bisa dialami selama beberapa tahun. Apa pun pengalaman duka yang dialami, penting untuk tetap bersabar dengan diri sendiri dan membiarkan prosesnya berlangsung secara alami.

Kondisi Individu saat Mengalami Duka dan Kehilangan
Duka mempengaruhi seseorang secara emosional, fisik, kognitif, perilaku, dan sosial. Saat dihadapkan pada duka dan kehilangan, kebanyakan orang hadir dengan tahapan kesedihan. Individu akan merasa marah dan shock,  bahkan terkadang tiba-tiba akan menangis namun baik-baik saja di lain waktu. Keadaan tersebut berbeda untuk setiap orang dan berapa lama rasa kehilangan dan berduka bertahan juga bersifat individual.

Reaksi berduka setiap orang pun sangat bervariasi. Tidak ada cara yang benar atau salah untuk berduka. Reaksi berduka yang umum meliputi perasaan, pikiran, sensasi fisik, dan perilaku.

Perasaan
Orang yang pernah mengalami kehilangan bisa memiliki berbagai perasaan yang mencakup keterkejutan, mati rasa, kesedihan, penyangkalan, keputusasaan, kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, kesepian, depresi, ketidakberdayaan, kelegaan, dan kerinduan. Orang yang berduka mungkin mulai menangis setelah mendengar lagu atau komentar yang membuat mereka teringat akan orang yang meninggal bahkan mungkin orang itu tidak tahu apa yang memicu tangisannya.
 
Pikiran
Pola pikir yang mungkin muncul seperti ketidakpercayaan, kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, dan halusinasi.
 
Sensasi Fisik
Kesedihan bisa menimbulkan sensasi fisik seperti sesak/berat di dada maupun tenggorokan, mual/sakit perut, pusing, sakit kepala, mati rasa fisik, kelemahan/ketegangan otot, dan kelelahan sehingga orang tersebut justru rentan terhadap penyakit.

Perilaku
Orang yang berduka mungkin kesulitan untuk tertidur atau bahkan tidur berlebih, kehilangan energi untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, serta kehilangan minat untuk makan dan bersosialisasi. Orang yang berduka cenderung agresif dan lebih mudah tersinggung. Perilaku tak biasa lainnya yang mungkin muncul mencakup rasa gelisah dan aktivitas berlebihan.

Reaksi Umum Seseorang Terhadap Duka dan Kehilangan
Seseorang yang tidak menyukai rasa sakitnya cenderung terburu-buru dan mencoba berbagai metode untuk menghentikan rasa sakit tersebut. Mereka mungkin berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya karena masih berduka, padahal mereka berharap dirinya akan baik-baik saja sekarang. Seseorang yang berduka seolah mendapat terlalu banyak tekanan, aturan, dan ekspektasi tentang bagaimana dan kapan mereka harus merasakan kehilangan dan berduka. Oleh karena itu, terkadang lebih mudah bagi orang tersebut memilih untuk berpura-pura baik-baik saja, menghilangkan rasa sakit, serta mengarahkan kembali perasaan yang sulit alih-alih menyelesaikannya.

Apa Efek dari Duka dan Kehilangan?
Efek duka dan kehilangan seringkali menyerupai depresi dan beberapa orang terus mengalami depresi setelah menghadapi kehilangan yang signifikan. Segera setelah kehilangan terjadi, individu yang ditinggalkan sering merasa terkejut, mati rasa, dan menyangkal, terutama jika kehilangan terjadi secara tak terduga. Ketika orang tersebut mulai dapat memahami realitas kehilangan, ia cenderung mengalami kesedihan yang mendalam, kehampaan atau kesepian, dan terkadang kemarahan atau rasa bersalah.

Perasaan yang timbul bisa menyakitkan, konstan, bahkan membebani orang tersebut. Duka bisa datang dalam gelombang, seakan menghilang untuk sementara dan kemudian kembali lagi. Namun seiring waktu, perasaan itu berangsur-angsur mereda. Jika Anda sedang menghadapi kehilangan besar dan merasa sulit untuk mengatasinya, temui profesional atau Anda tidak perlu keluar rumah. Cukup download aplikasi d’Fun Station di smartphone Anda dan para profesional siap membantu Anda.



Referensi :
Behari, Sheethal. The Meaning of Loss and Grief. Psych matters [online] http://psychmatters.co.za/newsletters/meaning-loss-grief
Kubler-Ross, Elisabeth; Kessler, David. (2004). On Grief and Grieving: Finding the Meaning of Grief Through the Five Stages of Loss. New York: Scribner
­­Walsh, Katherine. (2012). Grief and Loss : Theories and Skills for the Helping Profession 2nd ed. United State: Pearson Education, Inc.
Tags
#psikolog #kepribadian #relationship
Bagikan Artikel
Komentar popoler
Belum ada komentar
Artikel Populer
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
Sikap yang Harus Dikembangkan pada Remaja
49.952 Views

MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
MANFAAT MENANYAKAN KABAR DAN VALIDASI EMOSI ANAK DI SETIAP HARINYA
35.387 Views

Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
Pembelajaran Pengembangan Fisik Motorik Anak (Bag. 1)
28.168 Views

Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
Pentingnya Kelekatan (Attachment) Antara Anak & Orang Tua
21.429 Views

Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
Orang Tua Sebaiknya Baca Kisah tentang Ungkapan Jujur Seorang Anak ini. Kisah yang Bisa Menjadi Renungan Kita dalam Mendidik Anak
14.897 Views

Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
Dampak Positif Media Sosial pada Anak dan Remaja
14.254 Views

6 Emosi Dasar Manusia
6 Emosi Dasar Manusia
13.781 Views

Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga Mengatasi Kenakalan Remaja
13.206 Views

Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
Seperti Apa Feminisme di Zaman Sekarang?
12.798 Views

Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
Shoebill, Burung yang Tak Suka Terbang dan Suka Menyendiri
12.339 Views